Saat aku memilih ikut lomba Lari, kamu sempat tertarik untuk ikut.
" Aku kemarin habis nonton film tentang lari, keren. Ada quotenya. Kalau kamu ingin merubah hidup, larilah marathon," kurang lebih seperti itu ceritamu.
Dan aku terjebak lagi, saat memandangmu. Istighfar...istighfar... :(
"Mau,.copy..." hanya itu yang terucap.
"Laptopku mati,"
"Colokin lah, bawa charger kan?"
"yaa, bentar , "
Aku menyodorkan hardisk. Kamu sempat cerita sedikit tentang film itu. Aku hanya diam mendengarkan.
"Film thailand ini," katamu juga, lalu menyebutkan bahasa thailand dan artinya. Aku cuma bisa tertawa.
"Copy film lain dong,"
"Apaan ya"
"Film yang ndak berdarah-darah, ndak sadis,"
"Wahh..filmku berdarah-darah e, aku terlalu gantle," kusambut tawa.
" Yaah..game deh..game..iku ada folder game,"
Lalu kita ngobrol sebentar tentang game. Hingga kamu malah membuka isi hardisku.
"Ini kali ada yang bisa tak pindah ke leptop,"
" Aku juga ndak banyak film, paling itu..itu..ini..bla bla bla " kemudian kita menjadi begitu dekat. Sangat dekat. Berhadapan, menatap layar yang sama.
"Ini cocok buat aku.." katamu tersenyum.
"Apaan?"
"Kajian imtak," kemudian nyengir.
"walah itu foto doang," aku ikut ketawa. Dan sudah. Laptopmu kamu matikan.
Mungkin ini waktu mengobrol terpanjang yang kita pernah miliki.
Lalu aku tetap menjaga rasaku. Segera aku pamit pulang. Bukan melanjutkan obrolan.
"Tuhan, aku sudah sebiasa mungkin dengannya. Aku ingin menjadi spesial dengan caraMU saja, sementara ini yang bisa kulakukan hanya menjaga diri dan hati. Toh belum tentu dia yang tertulis sebagai jodohku. Siapapun, untuk dia atau untukku, semoga dapat yang terbaik dan diridhai Allah."
No comments:
Post a Comment