Apakah takut tersakiti? atau terlalu pengecut membuka diri?

" Ikut lari yuk," ajakku. Tak hanya kamu, tapi kebeberapa teman yang lain. Aku masih sama, menjaga hati dan sikapku.

Sekilas kamu tertarik.

"Banyak cewek cantiknya nggak?" tanyamu sepontan.
Aku senyum dan memandangmu, iya tanpa menjawab apapun. Bengong. Hahaha..sampai kamu bilang ..

"enggak..enggak..." kamu nyengir dan merevisi pertanyaanmu. Mungkin kamu pikir diamku seolah sedang berfikir yang tidak-tidak tentangmu.

Padahal bukan karena pertanyaanmu. Tapi sudah ku bilang, aku tidak berani menatapmu, karena jika terlanjur terjadi, rasanya ingin berlama disana. Seperti kali ini.

Astaghfirullah, segera aku jawab "iya banyak..kok...haha..ayo ikut,"

"Ah tapi lari pakai celana jeans? " tanyamu.
"ya ndak papa, eh tapi ndak nyaman sih,"
dan aku tetap tidak berani ngobrol lama denganmu. Bahkan untuk memastikan kamu jadi ikut tidak.

Seandainya aku lebih berani.

Tuhan, apakah aku salah terlalu menjaga hatiku?
apakah aku begitu takut tersakiti? atau terlalu pengecut membuka diri?


No comments:

Post a Comment