Mengapa aku menulis tentang kamu?
Bukan, aku bukan ingin ada drama diantara kita.
Ini caraku, menetralkan rasaku, sayang.
Sungguh.
Aku tidak tahu mesti bagaimana.
Karena hati memang fluktuatif, layaknya iman.
Mungkin imanku saat ini sedang rendah, hingga harus menahan-nahan dan ketakutan untukmu
Atau mungkin ini efek rasa yang Tuhan berikan.
Entahlah.,.
Aku mengepresikan rasaku lewat tulisan. Karena hanya ini yang paling rasional bagiku.
Mengungkapkan rasaku, lewat kata
Tersalurkan meski tak tersampaikan.
Duhai sayang. Aku tak ingin kita menjadi drama. Sungguh.
Seperti sinetron, atau mungkin seperti filem-film thailand yang kamu sukai itu.
Aku ingin kita sewajarnya.
Sewajarnya kawan yang saling mengenal dan menghibur.
Walaupun disatu sisi aku begitu kelelahan menjaga dan membatasi hati serta sikapku..
Tapi tidak sayang, aku tidak menyerah.
Siapa lagi yang mau berjuang menjaga hatiku selain aku sendiri?
Aku tidak ingin dia terluka, sayang. Sungguh.
Dan menjaga hati dari luka adalah dengan menghilangkan harap pada manusia,
Termasuk padamu.
Ya.. aku tak berharap padamu, sayang.
Aku hanya menuliskan rasaku
dan
menitipkan harapku pada tuhan.
Semoga tuhan mengaminkan.
No comments:
Post a Comment